Category Archives: Tugas Kuliah ku

Keluwing Pil

KLASIFIKASI300px-pill_millipede

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Subfilum : Myriapoda
Kelas : Diplopoda / Chilognatha
Subkelas : Pentazonia
Super ordo : Oniscomorpha
Ordo : Glomerida
Famili : Armadillidiidae
Genus : Arthrosphaera
Spesies : Arthrosphaera magna

DESKRIPSI SPESIES

Keluwing pil adalah salah satu jenis keluwing di dunia. Jika dibandingkan dengan keluwing jenis lain, hewan ini memiliki ukuran yang lebih kecil atau pendek, dengan hanya memiliki 11-13 segmen tubuh (Racheboeuf, 2004), dan mampu menggulung menjadi bentuk sebuah bola jika diganggu. Keluwing pil adalah herbivora, mencari makanan di materi pembusukan tanaman (Anonim, 2007).

Keluwing yang termasuk dalam genus Arthrosphaera adalah penghuni daerah tropis yang sangat melimpah pada horizon tanah atas di hutan di kawasan lembab. Mereka endemik dan bisanya berperan dalam pembentukan berbagai tipe humus. Mereka terbatas dalam daerah persebaran yang luas di wilyah Indo-Australia, Afrika Selatan dan Madagaskar. Semenanjung India dihuni oleh sekitar 27 spesies Arthrosphaera. Mereka diketahui berasal dari wilayah yang cukup curah hujan, hutan tertentu di Ghats Barat dan Ghats Timur. Genus Arthrosphaera memiliki ukuran tubuh yang besar (panjang 3-6 cm, lebar 1,5-3 cm) dan jika diganggu akan menggulung menjadi pil raksasa, karena itulah disebut dengan Keluwing Pil Continue reading

Transformasi Ubi Jalar (Ipomoea batatas) dengan Gen PinII dan CP-SPFMV

Ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) merupakan bahan makanan tambahan atau pengganti beras yang telah mendapat perhatian masyarakat, dan menjadi produk tanaman pangan dunia yang menduduki urutan ketujuh. Selain sebagai bahan pangan, ubi jalar dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, misalnya untuk pembuatan tepung, gula cair, makanan ternak, dan alkohol. Kendala utama dalam peningkatan produksi ubi jalar adalah serangan hama boleng (Cylas formicarius F.) dan penyakit virus belang (Sweet Potato Feathery Mottle Virus, SPFMV). Serangan hama boleng dapat mengakibatkan kehilangan hasil 60-100%. Serangan SPFMV dapat menurunkan hasil sampai 30%, bahkan kadang-kadang tidak berproduksi sama sekali.

Program pemuliaan tanaman ubi jalar sudah banyak dilakukan baik untuk perbaikan mutu, peningkatan hasil maupun untuk memperoleh ketahanan terhadap hama atau penyakit. Namun demikian, sampai saat ini belum ditemukan varietas tahan untuk pengendalian hama boleng atau penyakit boleng, karena tidak adanya sumber gen ketahanan ubi jalar terhadap hama atau penyakit tersebut. Pemuliaan konvensional juga sulit dilakukan, karena proses seleksi memerlukan waktu lama, jumlah aksesi yang banyak, masalah inkompatibilitas, sterilitas, viabili-tas biji yang rendah, dan hama bersifat heksaploid. Teknik bioteknologi melalui rekayasa genetika merupakan pilihan yang dapat ditempuh untuk mendukung dan melengkapi program pemuliaan. Penelitian transformasi untuk memasukkan gen ketahanan terhadap hama boleng atau virus SPFMV merupakan wahana baru untuk merakit tanaman transgenik ubi jalar tahan hama boleng atau penyakit virus. Penelitian transformasi untuk merakit tanaman ubi jalar tahan hama boleng dapat dilakukan dengan menggunakan sumber gen yang berasal dari tanaman kentang, yaitu gen proteinase inhibitor (pinII). Ketahanan terhadap penyakit virus dapat diperoleh dengan mengintroduksikan gen coat protein (CP-SPFMV) yang berasal dari virus tersebut. Transformasi atau pemindahan gen asing fungsional untuk memperoleh tanaman ubi jalar transgenik dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, seperti dengan vektor bakteri Agrobacterium tumefaciens atau dengan penembakan partikel. Continue reading

Degradasi dan Mineralisasi Herbisida Diklobenil Konsentrasi Nanomolar dan Metabolit Persistennya, 2,6 Diklorobenzamida oleh Aminobacter spp. yang Diisolasi dari Tanah yang Terkena Diklobenil

2,6-Diklorobenzamida (BAM), metabolit persisten dari 2,6-diklorobenzonitrit (diklobenil), adalah residu pestisida yang paling banyak ditemukan di air bawah tanah Danis, Denmark. BAM adalah metabolit yang dihasilkan dari degradasi parsial Benzonitril herbisida 2,6-diklorobenzonitril (diklobenil) dan zat ini sangat persisten di lingkungan. Diklobenil adalah herbisida spektrum besar yang sering banyak digunakan di area non-pertanian, dan juga di kebun buah-buahan. herbisida ini sebenarnya sudah dilarang dipergunakan di Denmark sejak tahun 1997, tapi BAM masih menjadi residu pestisida utama di air tanah wilayah Danis. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa metabolit BAM jauh lebih persisten daripada diklobenil itu sendiri, dan beberapa studi melaporkan bahwa tidak ada kejelasan degradasi BAM di tanah, sedimen perairan, atau isolat bakteri.
Continue reading

MIGRASI BURUNG

gw1DEFINISI

Migrasi dalam kehidupan hewan dapat didefinisikan sebagai pergerakan musiman yang dilakukan secara terus menerus dari satu tempat ke tempat lain dan kembali ke tempat semula, biasanya dilakukan dalam dua musim yang meliputi datang dan kembali ke daerah perkembangbiakan (Alikondra, 1990).

FAKTOR PENDORONG

Aktivitas kelenjar endokrin

Diperkirakan burung mulai bermigrasi pada waktu yang sama setiap tahun. Keberangkatan burung untuk bermigrasi tampaknya ditentukan oleh pengaruh interaksi kompleks dari berbagai rangsangan luar (termasuk cuaca) dan penanggalan biologis yang memungkinkan burung mengetahui perubahan musim (Peterson, 1986). Di antara penanggalan biologis tersebut terdapat kelenjar endokrin, alat yang dapat merangsang burung jantan untuk bernyanyi dan burung betina untuk bertelur. Burung mengalami perubahan biologis berhubungan dengan reproduksi di saat sebelum dan sesudah musim bersarang, sehingga kelenjar endokrin menjadi sangat aktif. Dalam periode inilah kebanyakan burung bermigrasi (Peterson, 1986). Dengan demikian kegiatan periodik kelenjar endokrin tampaknya merupakan salah satu penyebab burung memulai perjalanan panjangnya. Continue reading

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

rotiAnda yang suka makan roti, tentu sedikit banyak tahu tentang pembuatan roti. Roti merupakan makanan yang umum dikonsumsi masyarakat di eropa atau amerika (seperti nasi bagi kita). Saat membaca artikel ini, harap pikiran kita di set sedari sekarang, roti yang kita bahas di sini adalah roti yang secara umum kita kenal. Atau dalam bahasa latinnya Bread. Hal ini perlu saya tegaskan karena di desa-desa di Jawa, khususnya, masyarakat sering salah kaprah dengan menyebut biskuit juga sebagai roti. Roti merupakan salah satu makanan fermentasi (fermented food) di mana dalam pembuatannya melibatkan mikroorganisme dalam bentuk bentuk ragi. Ragi yang biasa dipakai adalah Rhizopus stolonifer yang masih satu golongan dengan ragi tempe Rhizopus oligosporus, Rhizopuis oryzae. Berikut ini saya jelaskan beberapa tahap pembuatan roti untuk skala rumah tangga atau skala industri kecil. Continue reading

HORMON EPINEFRIN(ADRENALIN)

LOKASI SINTESIS

Hormon epinefrin disintesis pada kelenjar adrenal bagian medulla oleh sel-sel kromafin.

SEL TARGET

Sel target epinefrin adalah sel saraf dari semua reseptor simpatis di seluruh tubuh.

PROSES SINTESIS

Epinefrin disintesis dari norepinefrin dalam sebuah jalur sintesis yang terbagi atas keseluruhan katekolamin, termasuk L-dopa, dopamine, norepinefrin, and epinefrin.

Epinefrin disintesis melalui metilasi terhadap amina pangkal primer pada norepinefrin oleh feniltanolamin N-metiltransferase (PNMT) dalam sitosol neuron adrenergik dan sel-sel medulla adrenal (sel kromafin). PNMT hanya terdapat pada sitosol sel-sel medula adrenal.. PNMT menggunakan S-adenosilmetionin (SAMe) sebagai ko-faktor yang menyumbangkan gugus metil pada norepinefrin, membentuk epinefrin.

Karena norepinefrin diaktifkan oleh PNMT dalam sitosol, pertama norepinefrin harus diubah di luar granula sel kromafin. Hal ini bisa terjadi via katekholamin-H+ penukar VMAT1. VMAT1 juga bertanggung jawab mentransport epinefrin yang baru disintesis dari sitosol kembali ke dalam granula sel kromafin untuk persiapan pelepasan.

Jalur biosintetik utama : fenilalanin→tirosin→dopa→dopamin→norepinefrin→ epinefrin.

Continue reading